Total Tayangan Halaman

Minggu, 19 Februari 2012

Minggu, 04 Desember 2011



MENANGGULANGI KEMISKINAN DI KOTA CILEGON
 
      I.         Kemiskinan Penduduk
 
Diantara 4 Kecamatan di Kota Cilegon tingkat kemiskinan, yaitu rasio jumlah keluarga pra KS dan KS I dari total KK adalah sebagai berikut:
Jika PDRB per kapita Kota Cilegon tahun 2001 mencapai Rp 25,5 juta yang tumbuh rata-rata 13,5% per tahun selama 1999-2001, kiranya sukar dimengerti jika masih ada penduduk yang hidup miskin. Jika garis kemiskinan Kota Cilegon adalah kira-kira Rp 150.000 per bulan, maka PDRB per kapita Rp 2,13 per bulan jelas sekali lebih tinggi disbanding garis kemiskinan.
Namun disinilah letak masalah yang kita hadapi. Terbukti PDRB per kapita tidak dapat dijadikan ukuran kemakmuran penduduknya karena harus diketahui bagaimana pembagian PDRB atau pendapatan regional dibagi kepada penduduknya.Selain itu, PDRB yang merupakan nilai total barang yang diproduksi suatu daerah dalam 1 tahun belum tentu barang dan jasa tersebut dinikmati penduduk setempat karena modal/investasi khususnya di sektor pengolahan (manufaktur) berasal dari luar daerah, maka setiap tahun kecenderungan dari investasi tersebut juga dibawa ke luar di kirimkan kepada pemilik perusahaan yang bersangkutan.

    II.         Struktur Ekonomi
Tabel 2 menunjukkan bahwa Kota Cilegon adalah kota industri sehingga 64% PDRB disumbang oleh sektor industri pengolahan yang didukung oleh sektor perdagangan, hotel, dan restoran (11,1%) dan listrik, gas, dan air minum (10,2%). Ketiga sektor ini saja sudah menyumbang 85,3% dari total PDRB. Sektor listrik yang mendukung langsung industri pengolahan meningkat 37% per tahun (1999-2001).
Yang menarik, sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan selama 1999-2001 mengalami pergeseran penting. Krisis moneter dan krisis perbankan ternyata mengakibatkan peranan lembaga bank banyak menciut dan sektor keuangan non-bank menjadi sangat penting. Kalau pada tahun 1999, sektor keuangan non-bank hanya 27% dari total keuangan bank dan non-bank, pada tahun 2001 meningkat menjadi 98%. Secara keseluruhan peranan sumbangan sektor keuangan menurun dari Rp 47,3 milyar tahun 1999 menjadi hanya Rp 21,4 milyar tahun 2001 atau kurang dari separo. Sumbangan sektoral terbesar pada pertumbuhan PDRB adalah sektor listrik, gas, dan air minum (22%), sedangkan sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan –3,1%.
Secara keseluruhan PDRB Cilegon selama 1999-2001 sudah tumbuh rata-rata 5,79% dan tahun 2001 bahkan sudah 7,43%, dua kali lebih tinggi angka pertumbuhan rata-rata nasional.
 
  III.            Pemberdayaan Masyarakat
Jika pertemuan sekarang ini merubah kesepakatan tentang program kemitraan dan program Bina Lingkungan dalam rangka pemberdayaan ekonomi masyarakat, maka hendaknya dipahami bahwa program-program yang demikian mengangkat program-program penanggulangan kemiskinan. Karena penduduk yang miskin adalah mereka yang belum memperoleh tingkat kesejahteraan yang “manusiawi”, maka mereka adalah juga bagian masyarakat yang belum memperoleh keadilan sosial.
Program penanggulangan kemiskinan pertama yang bersifat nasional adalah program IDT yang mengerahkan dana APBN melebihi Rp 2 trilyun selama 1994-1997 yang disalurkan sebagai dana bergulir khusus bagi penduduk miskin. Inilah program yang disebut “program penanggulangan kemiskinan bersasaran” (PPKB) yang diusahakan harus tidak menyimpang dari sasaran yang telah ditetapkan. Keberhasilan program IDT sampai Oktober 1997 telah disurvei oleh BPS dengan hasil-hasil sebagai berikut (Tabel 3):
Dari tabel tersebut terlihat jelas perbedaan tingkat keberhasilan program IDT di berbagai daerah. Di Propinsi DIY yang keberhasilannya paling tinggi di Indonesia (90%). Sampai sekarang masih banyak Pokmas IDT yang dananya bergulir dan membuat masyarakat/penduduk miskin hidup tenteram karena memiliki dan menguasai tempat untuk “nyebrak” pinjaman kalau keadaan mendesak.
Program-program penanggulangan kemiskinan yang menggunakan laba  BUMN tidak sulit untuk dimanfaatkan dan dikelola dengan cara yang sama dengan dengan menyerahkan sepenuhnya kepada penduduk miskin dengan pendampingan. Dana pendampingan dan pelatihan pendampingan inilah yang perlu dipenuhi/disediakan lebih dulu oleh Pemda Kabupaten/Kota.
  IV.             
Dalam otonomi daerah dan sistem pemerintahan yang desentralistis, program penanggulangan kemiskinan adalah “urusan daerah” dengan berbagai prakarsa harus diambil oleh daerah sendiri. Namun yang perlu diperhatikan Pemda, seyogyanya tidak khawatir mengenai kemampuan penduduk miskin sendiri mengelola dana yang dipercayakan dan dijadikan milik mereka. Jika selama 30 tahun Orde Baru ada suasana pengaturan pengelolaan yang sentralistik, maka dalam system ekonomi kerakyatan penduduk miskin itu sendiri yang harus dipercaya mengelolanya. Adalah tidak benar menuduh penduduk miskin orang-orang yang bodoh dan malas. Mereka penduduk miskin adalah pekerja keras yang sangat mengerti apa yang harus dilakukannya untuk melepaskan diri dari kemiskinan yang menjeratnya. Adalah tugas Pemda untuk membantu meraka dan bukan untuk “mengatur” mereka.
 

Oleh: Prof. Dr. Mubyarto -- Guru Besar Fakultas Ekonomi UGM, Kepala Pusat Studi Ekonomi Pancasila (PUSTEP) UGM.

KARANG TARUNA KELURAHAN BENTENG SELATAN " NUANSA MARITIM " KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR: Permasalahan sosial

id.wikipedia.org/wiki/Kemiskinan

Rabu, 19 Januari 2011

Permasalahan sosial

Permasalanan sosial di Indonesia sangat banyak .contoh dari permasalahan sosial tersebut adalah:
• Kemiskinan
• Tingkat pendidikan rendah
• Tindakan kriminal
• Pengangguran
Apa penyebab dari semua permasalahan itu ? banyak sekali penyebabnya.
o kemiskinan:
Penyebab :
1. banyaknya pengangguran
2. kebutuuhan pokok mahal
Imbas:
 tingkat pendidikan rendah.
o Tingkat pendidikan rendah :
Penyebab:
Kemiskinan ( banyak orang miskin tidak bisa menyekolahkan anaknya)
Imbas:
Banyak pengangguran
o Tindakan kriminal:
Penyebab:
Kemiskinan (tidak bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari sehingga melakukan tindakan kriminal berupa mencuri / merampok ).
Imbas:
Banyak yang dirugikan.
Contoh:mencuri, merampok, penipuan, dan lain-lain
o Pengangguran:
Penyebab:
1. tingkat pendidikan rendah
2. tidak seimbang antara lapangan kerja dengan warga usia produktif.
Imbas:
Kemiskinan.
Dan jika semua masalah sosial tersebut ingin diselesaikan. Maka yang pertama dibenahi adalah pendidikan karena tingkat pendidikan rendah adalah masalah utama sehingga mempengaruhimasalah lainnya.

Minggu, 19 Desember 2010

Pengumuman Lulus CPNS 2010 Pemprov Sul-Sel

1
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN
SEKRETARIAT DAERAH
Jalan Jenderal Urip Sumoharjo Nomor 269 – Telepon (0411) 453192, 453194, 453204 Fax. 453489 Makassar 90231
PENGUMUMAN
NOMOR : 800 / 4870 / BKD
TENTANG
PELAMAR UMUM YANG DINYATAKAN LULUS UJIAN DAN DITERIMA
UNTUK DIANGKAT MENJADI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH (CPNSD)
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN TAHUN 2010
Berdasarkan seleksi akademis penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil Daerah (CPNSD) Pemerintah
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2010 dari Pelamar Umum yang dilaksanakan pada Hari Jum’at
tanggal 10 Desember 2010, maka pelamar yang dinyatakan Lulus dan diterima untuk diangkat
menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil Daerah Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2010,
berdasarkan hasil pemeriksaan / pengolahan Lembar Jawaban Komputer (LJK) oleh Universitas
Indonesia adalah sebagai berikut :
NO NO UJIAN NAMA NO NO UJIAN NAMA
1 1010100001 dr. SYAMSU RIJAL, Sp.OG 41 1050500763 RATNA ICA, SKM
2 1020200002 AGUS JAPARI 42 1050500241 ANDI CHAIRUNNISAH TUMA`BICARA BUTTA
3 1030300051 dr. SAPRIANI MUSLIMIN 43 1050500937 VIVI ARYANTI, SKM
4 1030300016 ANDI PANDORA TENRI SADA 44 1050500272 ANDI TATI AFRYANI
5 1030300107 RIZKI PRIMASARI 45 1050500953 WINDA ADRIANA, SKM
6 1030300098 PASRAH KITTA 46 1060601084 JAMALUDDIN
7 1030300045 dr. NURUL RUMILA 47 1060601008 ANGGRAENI NUR SAVITRI, S. Farm.
8 1030300044 dr. MUH. ILHAM ISKANDAR 48 1060601062 GUNAWAN
9 1030300123 YUSRIWANTI KASRI 49 1060601105 MUH. YUSRAN, S.Si.
10 1030300094 NAMIRA BACHTIAR 50 1060601143 RASTIANA NINGSIH
11 1030300067 FERDINANDES 51 1060601177 SYAMSUL BAHRI, S.Si.
12 1030300109 SARINAH MANDELLA RUMLAWAN 52 1060601037 DIAN ANGGRAENI
13 1030300021 ANTI ALIYAH USMAN 53 1060601068 HASNIAR USMAN
14 1030300077 I NYOMAN YOGI WIRAGUNA 54 1060601028 AYU INDIRA, S.Farm.
15 1030300099 PRISCILLIA SASMITA RIDO 55 1060601047 ERWIN, S.Si.
16 1030300023 CHRISTIANTO MATULATAN 56 1070701248 DARMAWATI, S.Farm, Apt
17 1030300073 HENGKY SOETARDJI 57 1070701356 MEGANANDA SOFYAN, S.Farm, Apt
18 1030300078 ICHWAN SAPTA HADI 58 1070701389 NURFAINDAH
19 1030300048 dr. ROSTIA ARIANNA 59 1070701439 RUSMI SARI TADJUDDIN, S.Si, Apt
20 1030300052 dr. SYUKRIYAH SOFYAN 60 1070701473 SULPIANA
21 1030300091 MUHAMMAD TAQWIN MULWAN 61 1070701457 SRI ULAN SOFYAN, S.Farm, Apt
22 1030300116 SUPARDIN 62 1070701341 KURNIA BAKRI
23 1040400137 drg. EKA FATMAWATI 63 1070701459 SRI WAHYUNI, S.Far, Apt
24 1040400141 drg. ERWIN ALBERTUS LAUNARDO 64 1070701239 AZISAH YAMAN, S.Si, Apt
25 1040400152 drg. MAYA ROSITA 65 1070701272 ERI AGUSTINAWATI
26 1040400181 SRIHANDAYANI 66 2080805048 DIAN DWI KIRANA
27 1040400130 drg. ANDI RAFITA ZAINAL 67 2080805273 RABIATUL HADAWIAH
28 1040400145 drg. FITRAH AMALIAH 68 2080805355 SURIANY
29 1040400183 WIDA KURNIATI 69 2080805191 MULYANA ARSYAD
30 1040400172 IKA NUGRAHA HAMDJAH 70 2080805133 ISMAWATI
31 1040400138 drg. ERIANA SUTONO 71 2080805272 PURNAMA SATRIA PUTRI
32 1040400134 drg. BRILYANTI HORAS 72 2080805354 ST. RAHMAH
33 1040400131 drg. ANN RASDIANA RAKMIN 73 2080805137 JUMAHANI, A.Md.Keb
34 1040400182 VICTOR TENGAR PAMOLANGO 74 2080805214 NISMAH ARIANI
35 1040400128 drg. ANDI ARFANDI ARIFUDDIN 75 2080805231 NURBAYATI
36 1050500786 RISMAYANI 76 2080805143 JUSRIANTI
37 1050500715 NURMAYANTI 77 2080805336 SRI FITRIAH
38 1050500852 SITTI RAHMI DG. SIAME, SKM 78 2080805219 NOVI ISNANIYAH NASIR, A.Md.Keb
39 1050500882 SUKRANA NOVRIANTI SARI UTAMI 79 2080805240 NURHAYATI
40 1050500879 SUHARTINI 80 2080805189 MULIATI
2
NO NO UJIAN NAMA NO NO UJIAN NAMA
81 2090905440 SARIANI 150 2111107060 VIRAWATI WAHID
82 2090905416 AYU WAHYUNI 151 1121201816 WIDYASTUTI ARTA
83 2090905439 ROSDIANA 152 1121201765 RAYAWATI
84 2090905420 EVARIANTI 153 1121201773 RIZQURRCHMAN
85 2090905449 YULIANDA SOMBA 154 1121201692 LELY HADRIANI
86 2090905422 GIFI ALLAY MOONROIY 155 1131301880 ERNI HAMZAH
87 2090905434 PASIH YULIASTRI 156 1131301875 EKA PRASETYAWATI, ST
88 2090905426 IIN AFRIANI ARIF 157 1131402048 ASRIL MALLOMBASANG
89 2090905417 ENDAH DWI HANDAYANI 158 1131402167 WAHYUDI HENDRA K., ST
90 2090905419 ESTER NOVITA 159 1131502305 M. RUSDI B., ST
91 2101005916 HARDIANTI HAJAMA 160 1131502262 GAMAL, ST
92 2101005682 AYU FARADILLAH 161 1141602457 DIAN WAHYUNI SAPUTRI
93 2101005647 ASMIAH AMIN 162 1141602546 SYAMSUL BAHRI
94 2101006357 NALFAIMAH NASARUDDIN 163 1141602495 MISNAYANTI M
95 2101005594 ANDIKA, AMd.Kep. 164 1141602531 SARI M, ST.
96 2101006044 IKA SYARTIKA MIFTA 165 1151702595 HENDRA MUCHTAR
97 2101006424 NURDIANSAH ZAINUDDIN 166 1151702604 KHADIRAH, ST
98 2101005466 A. SARINAH 167 1151702605 LA ODE SAIFUL MUKMIN
99 2101006451 NURKAIDAH 168 1161802679 T.P. MAHAS HARSEL `UP SEMLASMAR
100 2101005571 ANDI NURHASANAH NURDIN, AMK 169 1161802659 HERDAYANTI PATANDEAN, ST
101 2101006232 MARTINUS 170 1161902682 AKHMAD SUPRIADI KARYASASMITA
102 2101005610 ARDIANSYAH 171 1161902685 NUR ASIA, ST
103 2101006351 MUTAWWIF, AMd.Kep. 172 1161902686 PATRISIA VISTA BELO RANDA, ST
104 2101006410 NUR ISRA DEWI 173 2172007114 FIRMAN SAM
105 2101006626 ROSMAWATI, AMK. 174 2172007084 ANSAR FAUZIN
106 2101005970 HASRAWATY 175 2172007216 SYAMSURIADI
107 2101006630 ROSMINI M 176 2172007159 MUHAMMAD RSULAN, A.Md.
108 2101005719 DARMAISAH 177 2172107261 RUSLI, A.Md.
109 2101005469 A. SUTRYANI 178 2172107246 IFA FAHLIFA, A.Md.
110 2101006229 MARNI KHAIDIR 179 2172107233 ANSAR ABBAS
111 2101006195 LISAWATI 180 2172107086 ARDIANSYAH K
112 2101006075 IRA INDRIANI 181 2172107244 H. LAILAH QADARIAH
113 2101005907 HAMKA 182 1182202843 SUBHAN RISKI HENDRA
114 2101005557 ANDI IBRAHIM 183 1182202729 ERNAWATI
115 2101005901 HALAMIAH 184 1182202820 RATNA CANDRA SARI EKAWATI, ST
116 2101005715 RAHMAH MURYA 185 2182307287 ANDI AWALUDDIN JAMAL
117 2101006961 YUNITA 186 2182307436 ZULKIFLI NURDIN
118 2101006972 YUSTIRA OKTALINA RAIS 187 2182307276 ABU BADAR
119 2101006813 SUMARNI 188 2192407450 ANDI SRI MARYAM ULFA
120 2101006245 MASNAWATI 189 2192407541 TAUFIK ASSUWAIDY
121 2101006212 MARDIANA 190 2192407449 ANDI SADAPOTTO FEBRIAWAN
122 2101006172 KAYANTI, AMK. 191 2192407492 IRWAN T.
123 2101006063 INDRAHAYU 192 2202507563 ANDI AFIANTI, A.Md
124 2101005942 HASLINDA 193 2202507552 AHMAD TASYRIF ARIEF, A.Md
125 2101005958 HASNAWATI 194 2202507640 MUHAMMAD FITRAH, AMD
126 2101005887 HADIJAH HASNIARTI 195 2202507547 ABDILLAH JUNAEDY
127 2101006111 ISMA 196 1212603048 MUHAMMAD TAUFIK AKMAL ARSAM
128 2101006113 ISMAWATI NUR 197 1212603034 MOHAMMAD NAZAR AKBAR
129 2101006362 NASRUDDIN, AMK. 198 1212602915 ASDAR
130 2101006376 NIRWANA 199 1212602987 IKA MARIESCHA M. TANRO
131 2101006519 RAHMAWATI 200 1212602992 IRAWAN DERMAYASAMIN IBRAHIM
132 2101005567 ANDI MULHAIMIN 201 1222703179 RYANDI JANUAR PRATAMA
133 2101006545 RATU TRI ASTUTI 202 1222703185 YUDHI SHABRANI
134 2101006585 RINI SYUKRI 203 1222703181 SELFI, ST
135 2101006661 SAFRIAH SAID, AMd.Kep. 204 1222703168 FIRMAN
136 2101006732 SITTI RAHMAH 205 1222703165 DIDIK EKA SAPUTRA, ST
137 2101006763 SRIMIANTI 206 1232803239 MUHAMMAD FAJRIN
138 2101005829 FADHIL SABDA 207 1232803202 ASMAH KURNIATY RACHMAN, SP.
139 2101005697 BAU ASNI 208 1232803273 TENRIANGKA
140 2101006093 IRMA, AMK. 209 1242903290 ANDI IRFAN ANSHARI
141 2111107034 MUSTIKA, AMKG 210 1242903369 NURNILA
142 2111107006 HARYANTI BAMBANG 211 1242903407 TITIN YULIARTI, S.P.
143 2111106995 ASNIATI, AMKG 212 1253003428 ANDI BAU ARDIYAN, S.P.
144 2111106998 ERNI HP DULLAH 213 1253003566 SYAHRUDDIN WAKI
145 2111107042 NURWANZAH HUSAIN, AMKG 214 1253003424 ALFIAN
146 2111106983 ABD.HAMID 215 1263103966 TRISNA YUNITA
147 2111106992 ARYUNI 216 1263103728 HARZANTO
148 2111107040 NURTAUFIK, AMKG 217 1263103989 YUSNAH, STP
149 2111107001 FATIMAH. AB 218 1263103773 JUNIATI RAHMA
3
NO NO UJIAN NAMA NO NO UJIAN NAMA
219 1263103790 M. IRFAN 246 1303704916 WIWIK KATIJAH
220 1263103668 DERI RIPAI 247 1313804954 KURNIAH MUNIR
221 1263103784 LILI DARMAWATI 248 1313804951 IRMAYANTY ODDING
222 1263204074 WIJAYANTI, S.Hut. 249 1313804958 MEYRITA PARAMITRA
223 1263204008 ANDI TENRI 250 1313804957 MARLINA MANGANDE
224 1263204073 WAHYU SUCIATI, S.Hut 251 1313804932 ANDI SURIANTI, SE, AK
225 1263204075 WIRAPUTRA PAWARRANG, S.Hut. 252 1313804959 MIRNAYATI, SE, AK
226 1263304082 A. MARINA ANGREANI 253 1313804972 RIMA AMRIANI ARIFUDDIN, SE, AK
227 1263304149 GUNAWAN 254 1313804925 AMIRUDDIN, SE, AK
228 1263304309 TAUFHAN PIONIRRITHMA, S.Pi. 255 1313804969 NURAFNI BATURANTE
229 1263303652 ASTUTI 256 1313804926 ANDI ARMAWANABDULLAH, SE
230 1263302528 REZKY SAPHARINA UTAMI 257 1313804933 ARIANTO, SE.Ak.
231 1263304314 WAHYUNI, S.Pi 258 1313804934 ARIE PUSPINANTI
232 1273404408 FAQIHAH ZUBAIR 259 1313804938 CORINAL PARIAKAN, SE.
233 1273404353 ANDI ACHMAD GUNTUR 260 2323907891 SUDIRMAN
234 1273404363 ANDI MUHAMMAD RUSYIDI 261 2323907725 ANDI YUSUF
235 1273404443 IRMAH 262 2323907859 RATNA KASIM
236 1273404555 SRI ASTUTI 263 2323907761 FALDANO MAGANG GAE
237 1283504609 ALIMUDDIN 264 2323907710 ABDUL UMAR LAUDDIN
238 1283504682 NASTITI ISMAIL 265 1334004988 HENDRO SALIM
239 1283504631 DEASY ARIANI 266 3344107914 ANWAR
240 1293604761 RAHMADANI 267 3344107916 JUMRIAH
241 1293604724 ANDI MIRTA WATI, S.Hut. 268 3344107915 BERTIN
242 1293604720 ALVIA ANAS, S.Hut. 269 3354207918 KASTAN
243 1303704798 ANDI UTAMI, S.Ip 270 3354207919 NURDIN
244 1303704876 NURMAN SYAFAR M. 271 3354207917 HASNAWATI UMAR
245 1303704833 IRMA LESTARI MASHUDI, S.Ip 272 1354304989 JOHARIYANI, S.Pd.
BAGI PELAMAR YANG DINYATAKAN LULUS AGAR SEGERA MELAPOR KE BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROV.
SULSEL UNTUK MENGAMBIL BLANKO DAFTAR RIWAYAT HIDUP DAN SELANJUTNYA MELENGKAPI DOKUMEN
ADMINISTRASI SEBAGAI BERIKUT :
1. Surat Lamaran yang ditujukan kepada Gubernur Sulawesi Selatan, Cq. Sekretaris Wilayah / Daerah Provinsi
Sulawesi Selatan, ditulis tangan dengan huruf balok menggunakan tinta hitam diatas kertas folio sebanyak 3 rangkap,
Satu rangkap ditandatangani di atas materai Rp. 6000,-
2. Membawa Ijazah Asli mulai SD sampai Ijazah Pendidikan yang dilamar;
3. Asli Kartu Tanda Peserta Ujian;
4. Asli Surat Keterangan Catatan Kepolisian yang dikeluarkan oleh pihak POLRI, ditambah 2 (dua) lembar fotocopy
yang dilegalisir oleh Pejabat yang berwenang;
5. Asli Surat Keterangan Sehat Jasmani dan Rohani dari Dokter Pemerintah ditambah 2 (dua) lembar fotocopy yang
dilegalisir oleh Pejabat yang berwenang;
6. Asli Surat Keterangan tidak mengkonsumsi / menggunakan Narkotika, Psikotropika, Prekusor, dan zat addiktif
lainnya, yang dikeluarkan oleh Rumah Sakit Pemerintah, Asli ditambah 2 (dua) lembar fotocopy yang dilegalisir oleh
pejabat yang berwenang;
7. Asli Kartu Pencari Kerja dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi ditambah 2 (dua) lembar foto copy yang dilegalisir
oleh pejabat yang berwenang;
8. Photo copy Ijazah / STTB dan Transkrip / Daftar Nilai dari Sekolah Dasar sampai dengan Ijazah sesuai formasi yang
dilamar masing-masing 3 (tiga) rangkap dan dilegalisir oleh :
a. Rektor/Dekan Fakultas/Pembantu Dekan Bidang Akademik bagi tamatan Universitas/Institut;
b. Ketua / Pembantu Ketua Bidang Akademik bagi tamatan Sekolah Tinggi;
c. Direktur / Pembantu Direktur Bidang Akademik bagi tamatan Akademi, dan Politeknik.
d. Kepala Sekolah bagi tamatan SLTA;
9. Pas foto hitam putih ukuran 3 x 4 cm sebanyak 10 (sepuluh) lembar;
10. Daftar Riwayat Hidup ditulis tangan menggunakan huruf kapital / balok dalam 3 (tiga) rangkap;
11. Surat Pernyataan yang ditulis tangan dengan huruf balok menggunakan tinta hitam, masing-masing 3 (tiga) rangkap,
yang berisi :
a. Tidak pernah dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan
hukum tetap, karena melakukan suatu tindak kejahatan pidana;
b. Tidak pernah diberhentikan dengan hormat tidak atas permintaan sendiri atau tidak dengan hormat sebagai
Calon Pegawai Negeri Sipil / Pegawai Negeri atau diberhentikan tidak dengan hormat sebagai Pegawai BUMN /
BUMD atau Pegawai Swasta;
c. Tidak berkedudukan sebagai Calon Pegawai Negeri / Pegawai Negeri;
d. Bersedia ditempatkan diseluruh wilayah Republik Indonesia atau Negara Lain yang ditentukan oleh Pemerintah;
e. Tidak menjadi anggota dan atau pengurus partai politik;
4
12. Bagi Pelamar yang berusia lebih dari 35 Tahun dan tidak lebih dari 40 tahun pada tanggal 01 Januari
2011 harus melampirkan Surat Keputusan Pengangkatan (setiap tahun secara terus menerus tidak
terputus-putus) yang menyatakan telah mengabdi pada instansi pemerintah baik pusat / daerah ataupun
swasta yang berbadan hukum, yang menunjang kepentingan nasional,.
13. Surat Pernyataan tidak berstatus sebagai isteri kedua, ketiga dan seterusnya khusus bagi CPNS wanita
yang telah berkeluarga yang diketahui oleh kepala kelurahan setempat.
PENYERAHAN DOKUMEN :
14. Kelengkapan dokumen administratisi diserahkan ke Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sulawesi
Selatan, Jalan Urip Sumoharjo Nomor 269 Makassar, mulai tanggal 21 sampai dengan 28 Desember
2010 (mulai Jam 08.00 -16.00 Wita);
15. Apabila sampai dengan batas waktu yang ditentukan pada angka 1 di atas tidak dapat dipenuhi atau tidak
dapat melengkapi dokumen yang dibutuhkan, maka yang bersangkutan dinyatakan gugur;
16. Penulisan Surat Lamaran, Daftar Riwayat Hidup, dan Surat Pernyataan, menggunakan tinta cair, tidak
dibenarkan menggunakan ball point;
Demikian Pengumuman ini untuk dapat dimaklumi.

Rabu, 15 Desember 2010

Awan Mirip Mbah Marijan di Puncak Merapi

Di bencana alam yang terjadi pada 26 Oktober hingga awal November 2010 di Daerah Istimewa Yogyakarta yang terjadi di Kawasan Merapi menyimpan berbagai fenomena yang menarik dibicarakan. Geliat dan aktivitas merapi yang sudah bisa ditebak-tebak lagi oleh sang Juru Kunci (Mbah Marijan), mengeluarkan awan panas yang biasa disebut “wedhus Gembel” pada Selasa, 26 Oktober 2010 pukul 17.02 pertama kali keluar awan panasnya.
Merapi seakan semakin meningkatkan aktivitasnya, melakukan beberapa kali erupsi sehingga masyarakatpun segera dievakuasi ketempat yang lebih aman yang berjarak minimal 10 Km dari Puncak Merapi. Rabu, 27 Oktober 2010 terdapat kabar yang mengejutkan bagi masyarakat Dukuh Kinahrejo, Desa Umbulharjo, Cangkringan, Sleman, dan seluruh warga Jogja karena Mbah Marijan sang juru Kunci merapi meninggal di Rumahnya yang ditemukan di dapurnya dalam kondisi Sujud.

Awan Mirip Mbah Marijan di Puncak Merapi
Awan Mirip Mbah Marijan di Puncak Merapi
Terdapat banyak fenomena lainnya diantaranya adalah munculnya Awan Petruk di Puncak Merapi sebelum kejadian meletusnya merapi. Selain itu munculnya awan di Puncak merapi menyerupai sang Juru kunci juga menimbulkan banyak persepsi dan penilaian di berbagai kalangan masyarakat. Munculnya Kyai Petruk yang dipercaya sebagai penunggu merapi ada yang berpendapat bahwa penjaga merapi sudah marah karena para pemimpin di bangsa ini tidak lagi lebih mengedepankan kepentingan rakyat. Dan munculnya awan bentuk wajah mbah marijan merupakan kesetiaan sang juru kunci yang selalu berada di Merapi untuk selalu menjalankan tugas yang telah diberikan oleh Sultan Kraton Yogyakarta kepadanya. Mbah marijan memang sosok pemimpin pemuka adat yang setia dan menjalankan tugasnya dengan penuh tanggung jawab. Hanya saja jika penulis melihatnya tatkala ada bencana dan bahaya yang mengancam seharusnya tetap berupaya menyelamatkan diri tidak tinggal diam menunggui merapi. Semua yang dilakukan oleh mbah marijan hanya beliau dan Allah SWT yang bisa mengetahuinya.
Yang ingin penulis sampaikan adalah nilai dan pelajaran positif yang seharusnya kita ambil dari sosok mbah marijan diantaranya setia dan tanggung jawab terhadap pekerjaan dan kepercayaan yang diberikan kepada kita menjadi amanah yang harus kita jaga. Adanya fenomena meninggal dalam kondisi sujud merupakan tanda pasrah kepada Allah SWT yang harus kita lakukan pada setiap kondisi tidak hanya disaat mendapat bahaya. Munculnya fenomena awan mirip Kyai Petruk dan Wajah sang Juru kunci di Merapi bisa banyak persepsi kita menilainya, merupakan kebesaran Allah SWT, sebuah ketidak sengajaan belaka, dan bisa juga diartikan sebagai pertanda dan pesan yang disampaikan kepada masyarakat semua. Harapan saya dengan adanya fenomena ini kita bisa lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT Tuhan semesta alam dan selalu tetap semangat dan terus berkarya (Sugeng Handoko)

Kisah Sukses Seorang Wirausahawan Sosial

Peringatan 70 tahun usia Bambang Ismawan, lahir 7 Maret 1938, ditandai dengan terbitnya dua buku. Buku pertama berjudul Bambang Ismawan Bersama Wong Cilik dan buku kedua Mazmur Ismawan.

Delapan puluh dari 284 halaman buku pertama berisi perjalanan hidup Bambang Ismawan, lengkapnya Fransiskus Xaverius Bambang Ismawan, mulai dari desa kelahirannya di Babat, Lamongan, Jawa Timur, sampai di Jakarta, tepatnya di Cimanggis, Jawa Barat; sisanya sekitar 200 halaman berisi komentar-komentar teman, kolega, dan orang-orang yang pernah bersentuhan dengan Bambang Ismawan atau Bina Swadaya, yayasan yang menaungi berbagai usaha Bambang Ismawan bersama sejumlah kerabatnya.

Adapun buku kedua berisi napak tilas jejak langkah Bambang Ismawan, sebuah perjalanan retret bersama istri, Sylvia Ismawan, dan sejumlah teman dekat selama tujuh hari, menziarahi berbagai tempat di Jawa, dari Babat sampai Cimanggis. Kedua buku terangkai sebagai kisah sukses seorang wirausahawan sosial Bambang Ismawan.

Nama Bambang Ismawan tak bisa dipisahkan dengan Yayasan Bina Swadaya, sebuah yayasan yang semula bernama Yayasan Sosial Tani Membangun, didirikan bersama I Sayogo dan Ir Suradiman tahun 1967. Komitmen dan perhatiannya pada pemberdayaan masyarakat kecil (wong cilik) sudah terlihat sejak menjadi mahasiswa FE UGM—yang tidak mau menjadi pengusaha seperti umumnya alumni fakultas ekonomi pada masa itu—membawa Bambang Ismawan terlibat dalam kegiatan alternatif pemerintah yang dulu dikenal sebagai organisasi nonpemerintah (ornop), nongovernment organization (NGO), tetapi kemudian dia introdusir nama lembaga swadaya masyarakat (LSM), sebuah kegiatan pemberdayaan masyarakat yang kemudian dipakai sebutan umum segala kegiatan yang tidak berasal dari pemerintah, baik yang memfokuskan kegiatan advokasi maupun aksi langsung.

Bambang Ismawan bersama Bina Swadaya dikenal sebagai pelopor gerakan LSM yang berusaha mandiri, tidak tergantung dari bantuan, lewat berbagai usaha—dalam buku kedua disebutkan sebagai LSM terbesar di Asia Tenggara—karena itu pernah disindir sebagai membisniskan kemiskinan pada era tahun 1980-an. Namun, pada satu dekade kemudian, Bambang membuktikan langkah yang dia lakukan selama ini tidak keluar dari jalur pemberdayaan.

Koperasi yang dirintis awal kegiatan Bina Swadaya membuktikan masyarakat bisa mandiri, yaitu orang memperoleh kepastian atas hak miliknya, yang sejalan dengan pemikiran sosiolog Hernando de Soto, yaitu kepastian hak milik dipenuhi antara lain lewat sertifikasi tanah. Dalam konteks kemudian, mengaku berkali-kali bertemu pemenang Nobel dari Bangladesh, Muhamad Yunus, apa yang dilakukannya dalam menggerakkan swadaya masyarakat adalah mengadvokasi dan memberikan semangat bekerja pada masyarakat.

Bina Swadaya yang dirintis dan dikembangkannya saat ini dari sisi sebuah usaha dengan omzet Rp 20 miliar, 900 karyawan tetap, melayani secara langsung 100.000 keluarga miskin. Pusdiklat di Cimanggis sudah melatih sekitar 7.000 pimpinan LSM pengelola pemberdayaan masyarakat, penerbitan majalah luks pertanian Trubus yang terbit pertama tahun 1969 kini dengan oplah 70.000 eksemplar, penerbitan buku-buku pertanian sejak 25 tahun lalu disusul buku-buku kesehatan, keterampilan, dan bahasa, 12 toko pertanian di Jakarta, Semarang, dan Surabaya.

Bina Swadaya tidak lagi sebuah LSM yang kegiatannya mengandalkan dana pihak ketiga. Dalam usia 70 tahun, setelah 40 tahun lebih menangani Bina Swadaya sebagai Ketua Pengurus, resmi Bambang menyerahkan tongkat kepemimpinan pada Nico Krisnanto, mantan bankir yang sudah beberapa tahun belakangan ini magang di Bina Swadaya.

Tiga jalur

Dalam rencana kerja 10 tahun yang akan datang, Bina Swadaya ingin menjadi LSM yang besar dengan karyawan 5.000 orang pada tahun 2015 (buku pertama, hal 46), dengan tetap berpijak pada roh dan semangat awal, yakni pemberdayaan wong cilik. Sebutan macam-macam, akhirnya tepat yang dirumuskan untuk sosok Bambang Ismawan oleh Harry Tjan Silalahi, ”menolong wong cilik bukan karena merasa sebagai orang besar” (buku pertama, hal 25), menurut Frans Magnis Suseno SJ, ”berusaha di tingkat akar rumputbukan bagi masyarakat, melainkan bersama masyarakat untuk memperbaiki kehidupan mereka” (buku pertama, hal 111).

Menurut Bambang, untuk memberdayakan masyarakat dibutuhkan tiga jalur sebagai pegangan kerjanya selama lebih dari 40 tahun (buku pertama, hal 22-23). Jalur pertama lewat pengembangan kelembagaan. Lewat koperasi berbasis komunitas Bina Swadaya mendampingi lebih dari 20 juta keluarga bekerja sama dengan sejumlah lembaga. Lewat jalur ini koperasi yang digagas pertama kali oleh Bung Hatta sebagai usaha pemberdayaan masyarakat tetapi terperosok berhadapan dengan pengembangan ekonomi yang bermotif utama keuntungan margin, oleh Bina Swadaya dibuktikan sebagai lembaga yang tepat bagi pemberdayaan masyarakat.

Jalur kedua lewat jalur pengembangan ekonomi mikro. Menabung, kebajikan yang mungkin aneh di zaman konsumeristis sebagai penggerak roda ekonomi sekarang, oleh Bambang Ismawan dihidupkan sebagai jalur kedua pemberdayaan.

Dia beri contoh, di Cisalak para bakul harus membayar bunga 20 persen per bulan, di Muara Karang nelayan didera 50 persen bunga. Mengapa? Karena mereka tidak biasa menabung, tidak menyisihkan sebagian pendapatannya untuk disimpan. Yang perlu adalah pengubahan paradigma tentang sikap mengenai uang, lebih jauh tentang sikap hidup.

Bina Swadaya sejak tahun 1970-an mendorong masyarakat rajin menabung. Untuk usaha ini disalurkan kredit mikro bagi lebih dari sejuta orang di berbagai kota, dan tengah mengadopsi sistem Association for Social Advancement (ASA) yang dikembangkan Muhamad Yunus dari Bangladesh lewat Grameen Bank.

Jalur ketiga lewat promosi produk unggulan. Lewat majalah Trubus sudah diperkenalkan paling sedikit 19 produk unggulan yang mengangkat taraf hidup rakyat. Ada agroekspo, pengembangan burung walet, virgin coconut oil, anthurium, lobster air tawar, buah merah, sarang semut, dan lain-lain yang berdampak pada tumbuhnya lebih dari 4.000 industri agrobisnis.

Menurut Bambang, jalur tersulit dari tiga jalur itu adalah jalur kedua. Ada gesekan dan konflik kepentingan. Beberapa orang menyatakan tidak sanggup mengubah peran dari pendamping menjadi tukang tagih yang harus menjamin pengembalian pinjaman, sampai terjadi seorang direktur memperkarakan pengurus yayasan; suatu pekerjaan sulit sebab mengubah paradigma berpikir yang telanjur salah kaprah, dari meminjam uang berarti siap ngemplang menjadi siap mengembalikan.

Aktivitas Bambang diawali dengan keterlibatannya dalam organisasi yang berorientasi pada pemberdayaan masyarakat kecil, terutama sejak tinggal di Asrama Realino Yogyakarta dengan tempaan pemahaman tentang politik oleh Pastor Beek SJ. Adapun tempaan dan komitmen pada rakyat kecil dia belajar dan memperoleh penguatan dari Pastor John Dijkstra SJ, untuk masalah keuangan dari Pastor Christian Melchers SJ. Ketiga sosok itulah yang membentuk Bambang Ismawan sebagai seorang social entrepeneur yang tidak bergantung pada pihak ketiga, tetapi melakukannya secara berkelanjutan karena mampu berkembangberdasarkan penghasilan yang diperoleh dari pelayanan itu sendiri (buku pertama, hal 32-33).

Ada kesamaan antara wirausaha dan wirausaha sosial, yakni sama-sama mencari uang. Perbedaannya, wirausaha bertujuan meningkatkan kesejahteraan pemegang saham, wirausaha sosial bertujuan meningkatkan nilai kesejahteraan anggota masyarakat yang menjadi target pelayanannya. Sosok Bambang Ismawan teringkas dalam kedua buku itu. Dialah seorang wirausahawan sosial dengan payung Bina Swadaya sebagai LSM. Bina Swadaya melakukan kegiatan bisnis untuk mendapatkan keuntungan dan keuntungan itu untuk memberdayakan masyarakat (buku pertama, hal 33).

Rumah tanpa pagar

Sebagai wirausahawan sosial, Bambang mencita-citakan masyarakat Indonesia simbolis sebuah rumah tanpa pagar, rumah tanpa palang dengan halaman yang sama. Dalam kisah perjuangan menegakkan keadilan dan mempresentasikan hak-hak rakyat, tidak akan dijumpai cara-cara kekerasan seperti turun ke jalan atau teriak demo ”mendampingi wong cilik” atau ”memberdayakan masyarakat akar rumput”. Lewal Bina Swadaya ia turun ke lapangan, tidak secara fisik menjadi petani, menjadi bankir, atau menjadi tukang becak. Ia menggerakkan sarana dan ajakan agar masyarakat sendiri berubah sehingga bukankah itu cita-cita dan cara kerja yang seharusnya diambil oleh para penggiat masyarakat: mengubah paradigma cara berpikir dan memberikan sarana untuk itu.

Sebagai persembahan ulang tahun, kedua buku ini nyaris tidak banyak beda dalam hal mendudukkan sosok Bambang Ismawan.

Sebagian besar halaman buku pertama diisi oleh komentar dan tanggapan orang lain. Buku kedua berisi perjalanan napas tilas, sekaligus melukiskan bagaimana refleksi selama perjalanan disampaikan oleh Bambang yang kemudian direkam apik oleh Eka Budianta. Buku kedua melengkapi, memberikan kidung pujian (mazmur) untuk sepak terjang Bambang Ismawan selama 70 tahun, 44 tahun di antaranya dalam Bina Swadaya. Untuk itu buku pertama dan kedua harus dibaca bersama-sama, keduanya saling melengkapi. Begitu dibaca bersama, akan kelihatan banyak kisah dan pernyataan yang diulang-ulang, tumpang tindih, baik dalambuku pertama sendiri maupun dalam buku pertama dan kedua sekaligus.

Masih ada cita-cita Bambang yang belum terpenuhi, di antaranya ingin mendirikan koperasi yang benar-benar koperasi untuk rakyat kecil termasuk di dalamnya kegiatan simpan pinjam. Koperasi merupakan sarana masyarakat untuk mandiri, terlihat besarnya peranan gugus-gusus wilayah (guswil) yang berada di lapangan, apalagi guswil-guswil itu akan diubah menjadi koperasi. Koperasi yang dibayangkan tidak sekadar koperasi simpan pinjam, tetapi koperasi dalam layanan menyimpan, meminjam dan konsultasi (jasa pengembangan proyek), dan pengembangan masyarakat.

Jalan panjang melanjutkan cita-cita masih terbentang, seperti dikritik F Rahardi menyangkut bagaimana menjadikan guswil-guswil itu benar-benar menjadi tumpuan harapan rakyat dengan contoh kasus aktual masalah rawan pangan.

Sumber: http://kompas.co.id/kompascetak/read.php?cnt=.xml.2008.04.14.02164688